Minggu, 24 Maret 2013

Kerukunan umat beragama mulai memudar

Diposting oleh Firsty Avisha di 06.31


Bukan sesekali terjadi penggusuran sejumlah masjid di Kota Medan. Sebagian besar, masjid digusur oleh pihak pengembang untuk kepentingan bisnis. Hal inilah yang menjadi perhatian Forum Umat Islam Sumatera Utara (F UI Sumut) yang diketuai oleh Ustadz Sudirman Timsar Zubil. Beberapa kali FUI Sumut memperjuangkan keberadaan rumah Allah tersebut agar tidak dirobohkan ataupun dipindahkan ke tempat lain. Agar kasus serupa tidak terulang, Timsar Zubil yang di temui di Masjid At-Tin, Jakarta, mengingatkan kepada setiap aktivis dakwah atau pun pengurus masjid di kota Medan, khususnya. -Kompas.com


Dari sini jelas terlihat bahwa kerukunan antar umat beragama mulai pudar. Suatu organisasi masyarakat yang mengusung suatu agama, mulai bertindak layaknya Tuhan dengan mengadili sesama manusia. Sehingga tercipta banyak aksi antar dua agama tersebut. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya rasa nasionalisme.

Nasionalisme adalah rasa cinta pada nusa dan bangsa, yang berarti rasa cinta terhadap Indonesia. Indonesia merupakan bangsa yang luas dari sabang sampai  merauke dan kaya akan keanekaragaman dari suku, budaya, bahasa daerah dan agama. Bayangkan Bila kita mencintai orang, tentu ada rasa untuk menerima segala sesuatu yang ada pada diri orang itu. Dengan  cara mengenal semua yang pada dirinya lalu mulai Menghargai dan timbul rasa bangga karena ada berbagai hal baik pada orang yang kita cintai. Begitu juga dengan mencintai Indonesia, di mulai dari mengenal keanekaragaman agama lalu berusaha menghargai dan tercipta rasa bangga akan keanekaragaman itu khususnya agama. Dan salah satu cara kita untuk menunjukkan rasa nasionalisme kita, maka kita dapat menerapkannya dengan hidup rukun.

Kita sebagai calon pemimpin masa depan tanamkanlah dalam hati untuk selalu menjaga kerukunan. Menjaga kerukunan dapat di mulai dari keluarga, tetangga, teman, bahkan dengan orang yang mungkin kita baru kenal. Dengan tanamkan prinsip yang pertama dalam hati kita yaitu: “ kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, maksudnya sayangilah setiap orang tampa terkecuali seperti kamu sayang pada diri kamu sendiri. Contohnya di saat ada teman yang menyakiti kita maafkanlah,walaupun berbeda dalam agama. Karena seperti di saat kita berbuat salah maka kita pasti memiliki perasaan ingin di maafkan. Sehingga dengan rasa sayang pada setiap orang tampa terkecuali, maka kita dapat menciptakan kerukunan antar umat beragama.

Prinsip yang kedua : “ hargai perbedaan “. Indonesia yang di kenal akan keberagamannya, banyak menunjukkan perbedaan khususnya agama. Tentu setiap individu memilki pandangan dan keyakinanya sendiri, tapi jangan pernah paksakan pemikiran kita pada orang lain, karena setiap individu memiliki kebebasan dalam bersuara dan hak untuk memilih yang terbaik bagi dirinya. Dan ketika kita menghargai setiap perbedaan itu, maka perbedaan itu akan lebih terlihat sebagai satu hal yang sama.

Ketiga : “ junjunglah toleransi antar umat beragama”. Contoh Toleransi antar umat beragama yang sering saya lihat : pada bulan puasa, agama islam melaksanakan puasa dan umat agama yang lain berusaha agar tidak makan atau minum di depan mereka. Selain itu saya melihat suatu acara natal yang menghentikan acaranya selama beberapa menit pada saat bunyi azhan dari mesjid dan masih banyak lagi contoh yang lainnya. Dengan kita menjunjung tinggi rasa toleransi maka kerukunan akn tercipta, tapi bila kita tidak terus menjujunjung toleransi antar umat beragama, maka kerukunan itu hanyalah sebuah wacana.

Maka itu dari sekarang tanamkanlah ketiga prinsip yaitu dari mengasihi sesama, menghargai perbedaan sampai junjunglah toleransi antar umat beragama dalam  hati kita, Agar tercipta suatu kerukunan. Karena dengan kerukunan menunjukkan rasa cinta kita terhadap Indonesia yang kaya akan keanekaragaman dan dengan kerukunan akan terasa lebih mudah menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang lebih baik.

Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam masalah agama. Lalu, adakah pentingnya kerukunan umat beragama di Indonesia? Jawabannya adalah iya.

Indonesia adalah Negara yang beragama

Sejak zaman dahulu, nenek moyang bangsa Indonesia sudah memiliki agama. Akan tetapi, agama yang dianutnya adalah suatu kepercayaan, yaitu animisme dan dinamisme. Sesuai dengan perkembangan bangsa ini, Indonesia memiliki berbagai macam agama. Agama-agama tersebut berasal dari luar Indonesia.

Karena masyarakat Indonesia waktu itu masih menganut sistem kepercayaan nenek moyang, maka agama yang masuk ke dalam negara Indonesia tidak dengan mudah diterima begitu saja.

Agama nenek moyang bangsa Indonesia sudah meresap dalam tubuh masyarakat Indonesia saat itu. Jadi, tidak heran apabila agama baru yang masuk ke Indonesia mengalami perubahan atau percampuran, antara agama yang baru dengan kepercayaan dari pribumi.
Hal tersebut memang lumrah terjadi waktu itu. Apabila agama baru yang ingin masuk ke Indonesia, maka harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di negara Indonesia ini.
Agama yang masuk ke Indonesia yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia adalah agama Hindu, Budha, Kristen, Khatolik, dan Islam. Perkembangan masing-masing agama tersebut, memiliki kisah perkembangannya masing-masing.

Ada agama-agama lain yang pemeluknya juga membutuhkan pengakuan untuk dijadikan sebagai agama yang sah di negara Indonesia ini. Untuk itu, negara Indonesia adalah negara yang beragama, yang penduduknya menganut agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.
Di dalam pancasila dan undang-undang negara Indeonesia, dicantumkan tentang kebebasan memeluk agama bagi warga Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya memeluk agama bagi setiap warga negara Indonesia.
Setiap warga negara Indonesia harus memeluk agama dengan diberikan kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keperayaannya masing-masing. Jadi, negara Indonesia sangat menunjujung tinggi tentang agama.

Karena keragaman agama yang ada di negara Indonesia ini, maka hal tersebut dapat menimbulkan perbedaan. Setiap agama memang memiliki perbedaan, sehingga dibutuhkan sesuatu hal untuk menyatukan perbedaan tersebut.
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama.

Walau mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen, Khatolik, Hindu, dan Budha adalah contoh agama yang juga banyak dipeluk oleh warga Indonesia.
Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah. Namun, perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia agar negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh.

Moral yang rusak menjadi pemicu manusia memiliki sikap ingin menang sendiri, tidak peduli terhadap lingkungannya, dan akibatnya kehidupannya tidak tentram dan nyaman. Seharusnya perbedaan agama dan perbedaan aliran dalam agama bukan menjadi pemecah kerukunan bangsa Indonesia, tapi menjadi pemicu masyarakat Indonesia untuk menjadi satu.


Lalu, bagaimana Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Indonesia?

1. Menjunjung tinggi rasa toleransi antar umat beragama, baik sesama antar pemeluk agama yang sama maupun yang berbeda.
Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam hal. Misal, perijinan pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah, tidak saling mengejek dan mengganggu umat lain, atau memberi waktu pada umat lain untuk beribadah bila memang sudah waktunya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan sikap toleransi. Hal ini sangat penting demi menjaga tali kerukunan umat beragama di Indonesia.

2. Selalu siap membantu sesama.
Jangan melakukan diskriminasi terhadap suatu agama, terutama saat mereka membutuhkan bantuan. Misalnya, di suatu daerah di Indonesia mengalami bencana alam. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Kristen. Bagi Anda yang memeluk agama lain, jangan lantas malas untuk membantu saudara sebangsa yang sedang kesusahan hanya karena perbedaan agama.

3. Menghormati orang lain.
Selalu jagalah rasa hormat pada orang lain tanpa memandang agama apa yang mereka anut. Misalnya dengan selalu berbicara halus dan tidak sinis. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat beragama di Indonesia.

4. Menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Bila terjadi masalah yang menyangkut agama, tetap selesaikan dengan kepala dingin tanpa harus saling menyalahkan. Para pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan peranannya dalam pencapaian solusi yang baik dan tidak merugikan pihak manapun, atau mungkin malah menguntungkan semua pihak.
Kerukunan umat beragama di Indonesia adalah harapan semua orang. Semua menginginkan hidup aman dan tentram. Untuk itu, diperlukan kesadaran di dalam dirinya masing-masing untuk hidup rukun dan damai.
Tidak ada lagi pertikaian antara agama karena berbeda agama atau pertikaian antara aliran agama karena perbedaan aliran. Semua orang itu memiliki hak yang sama untuk memeluk agama dan menganut aliran manapun.

Hal yang penting adalah kembali lagi pada sikap diri masing-masing. Apakah dirinya sendiri sudah mencerminkan orang yang beragama. Karena semua agama mengajarkan tentang hidup rukun dan damai. Tidak ada agama yang mengajarkan tentang kejelekan.
Apabila orang yang beragama tersebut dapat mempelajari agamanya dengan sungguh-sungguh, maka orang tersebut dapat menjadi orang yang membawa ketenangan, bukan kekacauan.
Kedamaian di negara ini akan tercipta dengan orang-orang seperti itu. Apabila negara ini tenang dan damai, maka semua orang akan tenang dalam menjalani ibadahnya juga. Tidak ada yang mengganggu atau memusuhi.

Untuk itu, kerukunan umat beragama di Indonesia diperlukan untuk menciptakan negara Indonesia yang aman, damai, dan tentram. Semua orang menginginkan hal itu, maka mulailah dari diri sendiri untuk bersikap baik dan menciptakan kedamaian.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Firsty's Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos